Terbitan

Strategi Ritel Konvensional Hadapi E-Commerce : Dari Persaingan ke Kolaborasi

  • Penerbit KEDAULATAN RAKYAT
  • Tanggal Terbitan 22-11-2024
Strategi Ritel Konvensional Hadapi E-Commerce : Dari Persaingan ke Kolaborasi

Strategi Ritel Konvensional Hadapi E-Commerce : Dari Persaingan ke Kolaborasi

Oleh : Dara Kusumawari, S.E., M.M.
Dosen Prodi : Manajemen Ritel, Fakultas Manajemen & Bisnis Universitas Teknologi Digital Indonesia
Bidang Keminatan Penulis : Manajemen, Sistem Informasi Akuntansi

Di era digital, industri ritel mengalami transformasi besar-besaran. Teknologi digital tidak hanya mengubah cara konsumen berbelanja, tetapi juga mengubah cara perusahaan ritel mengelola operasinya. Dengan kemudahan akses teknologi, konsumen kini lebih sering melakukan transaksi daring, meninggalkan metode belanja tradisional di toko fisik. Fenomena ini membawa tantangan besar bagi ritel konvensional yang harus bersaing dengan harga, kenyamanan, dan variasi produk yang ditawarkan platform e-commerce.

Ritel konvensional dapat mengambil langkah lebih strategis: mengubah persaingan menjadi kolaborasi. Dengan berkolaborasi bersama platform e-commerce, ritel konvensional dapat memperluas jangkauan pasar, meningkatkan kualitas layanan, dan menciptakan pengalaman belanja yang lebih terintegrasi bagi konsumen.

Tantangan yang dihadapi ritel konvensional dalam persaingan dengan e-commerce :

1.  Perubahan preferensi konsumen : Konsumen semakin mengutamakan kenyamanan berbelanja dari rumah atau melalui perangkat mobile. E-commerce menawarkan fleksibilitas waktu dan kemudahan akses yang sulit disaingi oleh toko fisik.

2. Tekanan harga dan diskon : Platform e-commerce memiliki skala ekonomi besar, memungkinkan untuk menawarkan harga yang kompetitif dan berbagai promosi menarik. Sementara ritel konvensional harus menyeimbangkan antara harga, margin keuntungan, dan biaya operasional.

3.  Biaya Operasional yang Tinggi : Ritel konvensional menghadapi beban operasional yang tinggi, seperti biaya sewa tempat, gaji pegawai, dan pengelolaan inventori. Biaya ini membuat harga produk di toko fisik sering kali lebih tinggi dibandingkan produk yang sama di e-commerce.

4. Akses Terbatas ke Teknologi : Kendala modal dan keahlian kadang menjadi penghambat  toko fisik untuk berinovasi.

 

Dari kondisi tersebut maka strategi yang dapat diambil oleh ritel konvensional untuk bertahan, berkembang, dan berinovasi melalui kolaborasi dengan platform e-commerce dengan mengubah tantangan menjadi peluang. Kolaborasi ini dapat menciptakan sinergi yang meningkatkan daya saing ritel konvensional tanpa harus meninggalkan kekuatan sebagai toko fisik. Beberapa strategi kolaborasi yang dapat ditempuh :

1.   Memanfaatkan platform e-commerce sebagai kanal penjualan tambahan

Memanfaatkan marketplace yang sudah mapan seperti Shopee dan Lazada untuk menjual produk. Dengan cara ini, ritel konvensional dapat memperluas jangkauan pasar dan meningkatkan penjualan tanpa harus berinvestasi besar. Platform e-commerce juga menawarkan dukungan logistik dan pembayaran yang lebih efisien, yang dapat mengurangi beban operasional toko fisik. Kolaborasi ini memungkinkan toko fisik untuk tetap menjual produk secara daring, menjangkau konsumen yang lebih luas, dan memanfaatkan keahlian logistik platform e-commerce.

2.  Penerapan strategi omnichannel.

Omnichannel menggabungkan pengalaman belanja daring dan luring secara terintegrasi. Ritel konvensional dapat memberikan pilihan bagi konsumen untuk berbelanja online dan mengambil barang di toko fisik (click-and-collect) atau sebaliknya. Toko fisik dapat berfungsi sebagai pusat distribusi atau tempat pengambilan barang bagi konsumen yang berbelanja secara daring. Ini tidak hanya mengurangi waktu pengiriman, tetapi juga menarik konsumen untuk mengunjungi toko fisik, yang dapat membuka peluang untuk pembelian tambahan.

3.  Menggunakan teknologi digital untuk pengalaman belanja yang lebih personal

Kolaborasi dengan e-commerce membantu ritel konvensional mengakses data konsumen, yang digunakan untuk menciptakan pengalaman belanja yang lebih personal. Dengan menganalisis preferensi dan pola belanja konsumen, ritel konvensional dapat menawarkan promosi yang lebih relevan dan personal, meningkatkan kepuasan dan loyalitas pelanggan.

4.  Mengembangkan program loyalitas terpadu

Program loyalitas terpadu antara ritel konvensional dan platform e-commerce dapat menjadi daya tarik tambahan bagi konsumen. Misalnya, poin yang dikumpulkan melalui pembelian di toko fisik dapat digunakan untuk belanja online, dan sebaliknya. Program ini menciptakan kesetiaan pelanggan yang lebih kuat, terutama jika disertai dengan keuntungan eksklusif bagi pelanggan setia seperti diskon khusus atau akses ke acara eksklusif.

5. Pemasaran bersama untuk meningkatkan visibilitas

Ritel konvensional dapat menjalankan kampanye pemasaran bersama yang dapat menjangkau lebih banyak konsumen.  Memanfaatkan promosi dari platform e-commerce selama acara diskon besar untuk menarik lebih banyak konsumen. Kampanye pemasaran bersama ini akan memberikan keuntungan dua arah, ritel konvensional mendapatkan eksposur yang lebih besar sementara platform e-commerce memperluas cakupan produknya.

 

E-commerce tidak harus menjadi ancaman bagi ritel konvensional. Platform e-commerce sebagai mitra strategis, bukan kompetitor. Dengan kolaborasi yang tepat, ritel konvensional dapat terus relevan, bertahan, dan bahkan berkembang di tengah gempuran pasar digital.


Universitas Teknologi Digital Indonesia telah menghadirkan program studi Manajemen Ritel yang dirancang untuk membekali para mahasiswa dengan pengetahuan dan keterampilan yang relevan dalam menghadapi tantangan industri ritel di era digital. Program studi ini tidak hanya fokus pada teori, tetapi juga pada penerapan praktis melalui berbagai proyek, studi kasus, dan kolaborasi dengan pelaku industri.