Terbitan

Ransomware: Bangun Kesadaran Keamanan Data

  • Penerbit KEDAULATAN RAKYAT
  • Tanggal Terbitan 12-07-2024
Ransomware: Bangun Kesadaran Keamanan Data

RANSOMWARE: BANGUN KESADARAN KEAMANAN DATA

Oleh : Edi Prayitno, S.Kom., S.E., M.Eng.

Dosen Prodi : Sistem Informasi Akuntansi Universitas Teknologi Digital Indonesia

Bidang Penelitian dan Keminatan : Sistem Informasi, E-Commerce

Bayangkan ketika kita bangun pagi dan tiba-tiba tersadar semua data penting kita hilang. Mengerikan bukan? Itulah yang baru saja dialami Pangkalan Data Nasional Sementara (PDNS) kita. Sejak 20 Juni 2024, data di PDNS 2 disandera oleh kelompok peretas Brain Cipher menggunakan ransomware LockBit. Kejadian ini membuka mata kita bahwa ancaman terhadap data adalah nyata dan serius.

Apa yang bisa kita pelajari dari insiden ini? Pertama, kita perlu sadar bahwa data itu berharga. Sama seperti kita tidak akan meninggalkan dompet di kursi taman, data juga perlu dijaga baik-baik. Mulai dari password yang kuat sampai hati-hati saat klik link mencurigakan. Ingat, dokumen yang berisi username dan password yang mudah ditebak seperti "Admin#1234" bisa menjadi sumber kebocoran data yang fatal. Data yang kita miliki adalah aset yang sangat bernilai. Perlindungan data harus menjadi prioritas utama untuk menghindari dampak negatif yang bisa terjadi jika data jatuh ke tangan yang salah.

Kedua, belajar tentang keamanan siber itu penting. Tidak perlu jadi hacker handal, tapi setidaknya tahu cara dasar melindungi diri di dunia digital. Mungkin sudah saatnya pemerintah bikin "pelajaran keamanan siber" di sekolah? Pendidikan tentang keamanan siber akan memberikan pemahaman dasar kepada masyarakat tentang bagaimana melindungi diri dari ancaman digital. Mulai dari mengenali tanda-tanda phishing, cara mengamankan akun dengan autentikasi dua faktor, hingga pentingnya menggunakan jaringan Wi-Fi yang aman.

Ketiga, gunakan teknologi keamanan yang tepat. Anggap saja ini seperti mengunci pintu rumah. Firewall, antivirus, dan enkripsi itu kuncinya. Teknologi ini berfungsi sebagai lapisan perlindungan tambahan untuk data kita. Namun, teknologi ini hanya efektif jika kita juga disiplin dalam penggunaannya. Dan jangan lupa selalu update untuk bisa menangkal ancaman terbaru.

Keempat, backup data itu wajib! Bayangkan kalau PDNS punya backup yang aman, mungkin mereka nggak perlu pusing-pusing hadapi peretas. Tapi, nyatanya hanya 44 dari 282 layanan kementerian/lembaga yang memiliki backup data. Jadi, mulai sekarang backup data secara rutin. Anggap saja ini asuransi digital kita. Dengan memiliki cadangan data yang tersimpan aman di lokasi yang berbeda, kita bisa mengembalikan data yang hilang atau rusak dengan cepat tanpa perlu khawatir kehilangan informasi penting.

Kelima, keamanan data itu tanggung jawab bersama. Pemerintah bikin aturan, perusahaan terapkan sistem keamanan, dan kita sebagai masyarakat juga harus ikut jaga data sendiri. Ingat, satu mata rantai yang lemah bisa membahayakan semuanya. Kerjasama antara semua pihak sangat penting untuk menciptakan ekosistem digital yang aman. Pemerintah bisa mengeluarkan regulasi yang ketat, perusahaan bisa mengimplementasikan teknologi keamanan canggih, dan kita sebagai individu harus sadar dan waspada terhadap ancaman siber.

Terakhir, kalau terjadi serangan, respons cepat itu kunci. Seperti kebakaran, semakin cepat ditangani, semakin kecil dampaknya. Jadi, penting punya rencana darurat yang jelas. Dengan memiliki prosedur respons insiden yang terstruktur, organisasi bisa mengurangi kerugian dan memulihkan operasional dengan cepat. Pelatihan simulasi serangan siber juga bisa membantu tim keamanan untuk siap menghadapi situasi darurat.

Serangan ke PDNS ini jadi pelajaran berharga buat kita semua. Data kita itu seperti harta karun digital. Kalau dulu bajak laut nyari peti harta, sekarang para peretas incar data kita. Bedanya, kita bisa lindungi 'harta' ini dengan pengetahuan dan kewaspadaan. Di Universitas Teknologi Digital Indonesia dipelajari secara lengkap pengelolaan data digital termasuk keamanan data.

Akhir kata, serangan ransomware ke PDNS ini bisa jadi blessing in disguise. Kita jadi lebih sadar dan peduli akan pentingnya keamanan data. Semoga ke depannya kita bisa lebih siap menghadapi ancaman siber. Karena data adalah aset berharga yang perlu kita jaga bersama-sama.