Artificial Intelligence dalam Dunia Pendidikan, Bantuan atau Ancaman?
Oleh: Cosmas Haryawan, S.TP, S.Kom, M.Cs
Prodi : Sistem Informasi, FTI-UTDI
Minat : Information System, Data Analytics
“Wah ini ada tugas meringkas artikel dari dosen, mana harus dikumpulkan besok lagi” keluh Andi, seorang mahasiswa jurusan manajemen. “Gak usah pusing, pakai saja AI summarizer saja, gak sampai semenit dah kelar” saran Rudi, temannya. Mawar, mahasiswa informatika, baru saja mengirimkan tugas membuat program yang dikerjakannya hanya dalam waktu 5 menit menggunakan chatgpt. Hal-hal seperti itu sudah jamak saat ini di dunia pendidikan, tidak hanya di kalangan siswa/mahasiswa, melainkan juga kalangan pendidik seperti guru dan dosen. Artificial Intelligence atau AI sudah menjadi konsumsi sehari-hari. Banyak hal yang bisa dilakukan dengan AI, tetapi banyak juga perdebatan mengenai penggunaannya. Terdapat kubu yang menganggap AI itu sangat membantu berbagai pekerjaan, tetapi ada juga kubu yang khawatir dengan perkembangan AI dan menganggap AI adalah ancaman yang serius dalam berbagai segi kehidupan manusia.
AI di kalangan guru dan dosen
Bagi guru dan dosen, AI bisa sangat membantu dalam tugas sehari-hari. AI memberikan berbagai kemudahan yang dapat meningkatkan efisiensi kerja. Sebagai contoh, dalam penyusunan Rencana Pembelajaran Semester (RPS) AI dapat membantu menyusuan alur pembelajaran suatu mata kuliah dengan sangat baik. Begitu juga pada saat mendapatkan mata kuliah baru yang harus diajarkan, guru dan dosen dapat dengan cepat menyiapkan materi pembelajaran dengan menggunakan AI hingga ke pembuatan presentasinya. Dengan cara seperti ini, para pendidik akan dapat lebih fokus ke pengembangan metode pengajaran yang lebih kreatif, efektif dan interaktif.
Namun penggunaan AI untuk alat bantu ini tidak selalu positif. Salah satu kekhawatiran utama adalah penggunaan AI dalam pembuatan karya ilmiah seperti jurnal ataupun buku. Banyak pelatihan yang diadakan ataupun berbagai petunjuk yang ada di Youtube untuk melakukan hal tersebut. Karya ilmiah seharusnya merupakan hasil pemikiran orisinil dari penulisnya, sehingga jika pembuatan karya ilmiah dilakukan dengan AI maka hal tersebut dapat menghilangkan sisi orisinalitasnya. Kemampuan AI yang mampu menghasilkan tulisan berkualitas tinggi dan sering sulit dibedakan dengan karya manusia dapat menjadi ancaman serius di dunia akademis yang menjunjung tinggi kejujuran serta integritas. Apabila hal tersebut banyak dilakukan, dampak terburuknya adalah hilangnya kepercayaan terhadap hasil penelitian maupun publikasi ilmiah. Oleh karena itu sebagai pendidik harus betul-betul memahami batasan etis dan tidak etis dalam hal seperti ini.
AI di kalangan siswa
Perdebatan yang lebih besar juga terjadi dalam penggunaan AI di kalangan siswa. Memang AI ini dapat sangat membantu dalam proses pembelajaran, membantu menjelaskan konsep-konsep rumit yang kemungkinan sulit dipahami saat diterangkan oleh guru. Beberapa aplikasi AI juga mendukung adanya test soal dan jawaban untuk melatih siswa tentang suatu materi dengan penjelasan yang mudah dipahami. Hal ini tentu saja akan menyenangkan dan dapat mengembangkan siswa lebih cepat, karena apabila menghadapi suatu masalah dalam pelajaran dapat dengan mudah bertanya kapan saja, dimana saja, tanpa perlu sungkan atau malu dibandingkan harus bertanya ke guru atau dosen, dan mendapat jawaban yang gampang diterima. Kemampuan AI untuk menjawab berbagai soal dan pertanyaan dari berbagai bidang ilmu ini menjadi kemampuan AI yang paling banyak disukai siswa.
Namun ada sisi negatif dari penggunaan AI oleh siswa ini, karena ada siswa yang akhirnya bukan sekedar memanfaatkan AI ini sebagai teman belajar tetapi menjadi jalan pintas untuk mengerjakan soal maupun tugas-tugas sekolah atau kuliah. Dengan AI, tugas-tugas tersebut dapat selesai dengan hasil yang akurat dan waktu yang cepat. Tugas pembuatan artikel atau essay-pun dapat dikerjakan dengan mudah menggunakan tata bahasa yang bagus dengan hasil yang memuaskan. Itu semua selesai tanpa siswa perlu mempelajari dasar-dasar keilmuan yang diberikan oleh guru bahkan siswa juga banyak yang tidak memahami hasil yang sudah dibuatnya dengan bantuan AI tadi. Ketergantungan pada AI untuk mengerjakan berbagai tugas ini akan menghilangkan kesempatan siswa untuk belajar dan mengasah kemampuan analitis serta berpikir kritis. Jika ini dibiarkan, maka bisa dibayangkan dampak buruknya pada kualitas hasil pendidikan generasi mendatang.
Bagaimana menyikapi penggunaan AI ini?
Sebenarnya aturan tentang etik pengembangan AI sudah ada, akan tetapi untuk Etik pemanfaatan AI yang belum dibuat secara khusus. Kita tidak perlu melawan perkembangan AI karena AI menawarkan berbagai kemudahan dan efisiensi dalam berbagai bidang kehidupan sehingga yang perlu dilakukan adalah memanfaatkan AI secara bijak, tepat dan bertanggung jawab. Sebagai seorang pendidik kita dapat memaksimalkan penggunaan AI tetapi tetap perlu menjaga integritas dan etika akademis. Sebagai siswa harus memiliki mindset bahwa belajar bukan sekedar masalah nilai saja, tetapi banyak ke arah pengembangan karakter dan peningkatan kemampuan personal. Jadilah generasi yang cerdas dalam pemanfaatan teknologi, karena ketergantungan terhadap AI dalam pengerjaan tugas akan menghambat kemampuan berpikir dan analisis kita, ingat teknologi hanyalah alat, bukan tujuan!