Sejumlah dosen dari berbagai perguruan tinggi di Jogja menjalankan program pengembangan mitra desa atau PPDM di Desa Wisata Kaki Langit Mangunan, Dlingo, Bantul. Fokus PPDM itu memberikan pendampingan bagi masyarakat pengelola objek wisata di tengah masa pandemi.
Edi Iskandar, staf pengajar STMIK Akakom memimpin PPDM tersebut. Dia didampingi sejumlah dosen sebagai anggota. Yakni Sur Yanti (STMIK Akakom), Istika Dwi Kusumaningrum (STIkes Surya Global) dan Herdiesel Santoso (STMIK El Rahma). “PPDM merupakan bentuk kepedulian perguruan tinggi terhadap pengelolaan objek wisata khususnya yang melibatkan masyarakat seperti di desa wisata,” jelas Edi kemarin.
Kepedulian itu dilakukan karena pariwisata ikut terpuruk sejak pandemi Covid-19 terjadi. Termasuk yang dialami masyarakat Desa Mangunan. Edi menjelaskan PPDM melibatkan lintas perguruan tinggi. Anggarannya berasal dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI.
Program yang dilakukan antara lain penyediaan sarana pendukung protokol kesehatan seperti poster dan xbanner protokol kesehatan. Wastafel dan handsoap, thermogun dan baliho penunjuk menuju lokasi Desa Wisata Kaki Langit.
Sumidjan salah satu pengelola Desa Wisata Kaki Langit mengapresiasi PPDM tersebut. “Sangat bermanfaat bagi kami,” katanya. Hal senada disampaikan Kasilah dan Srini pengelola Rasa Langit. Keduanya mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan Tim Pengabdi PPDM. Diceritakan, di Desa Wisata Kaki Langit tersedia banyak bahan empon-empon. Awalnya dijual ke pengepul Rp 1500 per kilogram. Namun sejak adanya pendampingan dari Tim Pengabdi PPDM empon-empon tersebut bisa diolah menjadi minuman instan berbentuk serbuk.
“Bisa kami kemas dalam bentuk kapsul dan dalam bentuk teh celup,” cerita Kasilah. Selain itu, mereka juga mendapatkan pendampingan mengurus P-IRT untuk produk-produk tersebut ke Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul.